PURWOKERTO – STMIK Widya Utama (SWU), awal tahun ini memiliki dua mahasiswa asing yang berasal dari negara Kamboja, yakni Kheng Khathiya dan Pheng Liheang.
Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, mereka juga belajar bahasa Indonesia. Mereka cukup antusias dalam belajar bahasa Indonesia. Oleh pihak kampus, Kheng Khatiya diberi nama panggilan Satrio, dan Pheng Liheang diberi nama Luhur.
Ketua STMIK Widya Utama, Muh Sofiíi mengatakan, keberadaan mahasiswa asing asal Kamboja ini membanggakan bagi sekolahnya, mengingat ini kali pertama SWU mempunyai mahasiswa asing. Bahkan
sekarang mereka telah terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Strata Satu (S1) Sistem Informasi.
”Sejak kali pertama tiba di SWU pada 29 Februari 2020, mereka telah dikenalkan tentang Indonesia mulai dari budaya, bahasa, dan seni. Bahkan kami saat ini telah mengadakan kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk
Penutur Asing). Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan kelas bahasa Indonesia agar mereka dapat dengan cepat beradaptasi di sini,” kata dia.
Pihaknya berharap, program ini dapat terus menarik mahasiswa dari luar negeri untuk melanjutkan studi ke Indonesia, khususnya ke SWU. Sofi menilai, ke depan tidak menutup kemungkinan mahasiswa asing
di SWU jumlahnya bisa bertambah. Mereka mendapatkan beasiswa penuh berupa rumah tinggal dan biaya kuliah.
Sementara saat ditanya mengenai kesulitan dalam belajar Bahasa Indonesia, salah satu mahasiswa asal Kamboja, Kheng Khathiya mengaku akan terus berusaha agar bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Ia
belum genap sebulan belajar bahasa Indonesia di Pusat Bahasa SWU.
Menurutnya, belajar bahasa Indonesia memiliki kemudahan dan kesulitan tersendiri.Mahasiswa yang biasa dipanggil Satrio ini mengaku, struktur bahasa Indonesia hampir sama dengan bahasa Kamboja. Namun
yang membuatnya agak kesulitan yakni tata bahasa.
”Kalau tata bahasa ini agak susah. Pelafalan juga hal yang harus saya latih terus,” tuturnya.
Di tengah proses belajar bahasa Indonesia, Khathiya mengaku sempat stres, karena apa yang dipelajari sedikit berbeda dengan apa yang temanteman ucapkan. Ketika ditanya mengapa tertarik belajar di Indonesia,
pemuda yang berperawakan tinggi ini mengaku tertarik untuk bekerja di Indonesia setelah lulus kuliah.
”Saya ingin membangun bisnis di Indonesia. Maka dari itu harus kuliah dan belajar bahasa terlebih dahulu,” katanya.
Selain belajar bahasa, pada sore hari mereka mempelajari budaya Indonesia, mulai dari musik gamelan hingga tari tradisional. ”Pada Sabtu dan Minggu, mereka diajak mengunjungi desa-desa agar melihat sisi lain
dari Indonesia. Jadi tidak hanya perkotaannya saja yang dilihat,” papar Muh Sofiíi.(H48-60)